-->

Notification

×

Iklan

Iklan

iklan close

close

Disparbud Garut Optimalkan Desa Wisata

Minggu, 09 Juli 2023 | Minggu, Juli 09, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-09T22:13:02Z
Kadis Pariwisata Dan Kebudayaan Agus Ismail

SGJ Garut - Pemkab Garut masih terus mendorong sejumlah desa berpotensi menjadi desa wisata. Sebanyak 132 desa wisata rintisan terbesar dari 42 kecamatan di harapkan dapat berkembang.

Saat ini kondisi sarana prasarana desa wisata rintisan tersebut terbilang terbatas. Sehingga belum berdampak besar terhadap kunjungan wisata. Masih banyak 'Pekerjaan Rumah' yang perlu dikerjakan terhadap desa wisata yang berpotensi tersebut.

Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata belum sepenuhnya tumbuh.  Sehingga sangat diperlukan pendampingan dari pihak terkait dalam pengembangan ke depan.

Terkait hal itu, Pemkab Garut menggagas solusi melalui konsep Inti Plasma Pariwisata yang merujuk pada konsep growth pole theory, dimana untuk mengembangkan sektor pariwisata perlu ditentukan titik tumbuhnya, sehingga destinasi yang telah tumbuh atau maju dapat menarik destinasi yang lainnya atau destinasi sekitarnya sebagai plasma.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Agus Ismail, Jum'at (07/07/2023), mengungkapkan, konsep Inti Plasma Pariwisata juga bisa diaplikasikan untuk destinasi yang lain. Semisal hotel yang telah maju dapat turut serta membina desa wisata, termasuk homestay di sekitarnya sebagai plasmanya.

"Tapi hal ini membutuhkan komitmen bersama untuk sama-sama tumbuh dan berkembang, sehingga dengan konsep ini antar destinasi termasuk desa wisata tidak saling membunuh," kata Agis - sapaan akrabnya, di sela-sela acara Forum Penguatan Jejaring Tata Kelola Destinasi Wisata di Desa wisata Kabupaten Garut, di Ballroom Hotel Harmoni.

Ia berharap konsep Inti plasma pariwisata dapat didorong oleh pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), sehingga desa yang belum berkembang menjadi desa binaan dari hotel yang ada di sekitarnya, dengan demikian nantinya tercipta simbiosis mutualisme dengan keterkaitan dan keterikatan antara hotel dan desa binaannya

"Misalnya Harmoni, Sumber alam, Cahaya Villa, mereka bisa memilih satu atau desa yang menjadi mitranya, sehingga ketika ada tamu ke Harmoni, Cahaya Villa, nanti mereka juga bisa masuk ke desa wisata binaannya," ucapnya.

Agis menerangkan, pariwisata merupakan core bisnis Kabupaten Garut, selain sektor pertanian, namun pihaknya memiliki keterbatasan baik dari aspek pengelolaannya maupun penguatan kewilayahan, padahal banyak potensi pariwisata yang bisa dikembangkan, seperti banyaknya potensi wisata di luar ruang  yang saat ini berada di kawasan BKSDA, perhutani, dan perkebunan.

Melalui tata kelola destinasi wisata di desa wisata Kabupaten Garut ini, kata Agis, dapat lebih memajukan lagi potensi desa wisata yang ada di daerahnya.

Sementara itu Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, mengungkapkan, salah satu sektor yang bisa dimaksimalkan dalam mendukung pariwisata di Indonesia adalah melalui pengembangan Desa Wisata. Hingga tahun 2022, sebutnya, terdapat 3.419 desa wisata di Indonesia.

Guna mendukung terciptanya desa wisata, imbuh Ferdiansyah, diperlukan langkah strategis pengelolaan desa wisata, yaitu mulai dari penguatan stakeholder, kelembagaan, komunikasi dan pemasaran, dampak (ekologis, sosial- budaya, ekonomis), bisnis/wirausaha masyarakat, SDM, hingga penguatan jejaring dan konektivitas serta penguatan pelayanan.

Menurut Ferdiansyah, untuk membangun dan mengembangkan desa wisata setidaknya harus memilik lima syarat, yaitu akses, atraksi, akomodasi, fasilitas pendukung, dan inovasi produk.

Sedangkan Direktur Pengembangan Destinasi I Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan infrastruktur Kemenparekraf, S. Utari Widyastuti, mengungkapkan, model keramahtamahan yang menjadi ciri masyarakat menjadi modal bagaimana pariwisata itu diminati, sehingga tercipta pula destinasi wisata berkelanjutan, sehingga mendorong wisatawan kembali lagi.

Oleh karenanya, imbuh Utari, pengembangan desa wisata ini tidak terlepas dari pemerintah daerah terkait, yang berdampak selain tumbuh dan berkembangnya pariwisata daerah, juga berdampak ekonomis masyarakat.***
close