-->

Notification

×

Iklan

Iklan

iklan close

close

Petani Cibatu-Garut Cemaskan Gagal Tanam Akibat Krisis Air

Rabu, 28 Agustus 2024 | Rabu, Agustus 28, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-28T04:18:41Z




SGJabar – Krisis air kini mengancam keberlangsungan pertanian di desa Kertajaya, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut. Warga petani mulai cemas untuk bertani, akibat tidak adanya hujan dalam tiga bulan terakhir ini.


Selama bertahun-bertahun para petani di wilayah itu selalu mengandalkan air hujan sebagai sumber air untuk tanaman mereka. Memasuki musim kemarau, dampak kekeringan sangat terasa bagi mereka.

Salah satunya terdapat di Kampung Babakan Panjang, Desa Kertajaya, Kecamatan Cibatu, Garut. Di kampung ini, warga mengaku kesulitan mendapatkan air bersih. Warga hanya memanfaatkan sumur umum yang kondisi airnya sekarang menyusut.


“Sangat susah, biasanya sumur itu airnya banyak dan bersih, kalau sekarang justru sedikit. Selain sedikit, airnya keruh,” kata salah seorang warga Kampung Babakan Panjang, Haris (47) di rumahnya, Rabu (28/8/2024).


Haris sebagai petani ini mengeluh lahan sawahnya tidak bisa ditanami padi. Pantauan di kawasan persawahan di kampung ini, puluhan hektare sawah terlihat kering. Bahkan tanah di beberapa petak sawah dalam keadaan retak.


“Kalau kering ya enggak bisa, jangankan ditanami padi, dicangkul aja tidak bisa karena tanahnya keras,” ucapnya.


Kini haris berharap agar pemerintah mencari solusi untuk kekeringan yang terjadi di kampungnya. “Kalau ini sumur airnya habis, mandinya mau di mana. Minum saja harus beli air galon. Biasanya masak pakai air sumur,” ujar haris.


Haris juga menambahkan, Alhamdulillah untuk saat ini ada bantuan mesin pompa air dari dinas pertanian kecamatan cibatu dan kabupaten garut untuk memopa air dari kali cimanuk ke pertanian sawah warga.***


close